Kritik Saran

Montessori di Era Kurikulum Merdeka: Apa yang Harus Orang Tua Tahu?

shape image

Montessori di Era Kurikulum Merdeka: Apa yang Harus Orang Tua Tahu?

Era Kurikulum Merdeka membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia, memberikan fleksibilitas dan ruang lebih besar bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka. Pendekatan ini memberikan peluang besar bagi orang tua untuk berperan lebih aktif dalam pendidikan anak, terutama bagi mereka yang ingin menerapkan metode Montessori di rumah atau mencari sekolah yang mendukung filosofi ini.

Montessori, yang berfokus pada kemandirian, eksplorasi, dan penghormatan terhadap ritme belajar anak, sangat cocok dengan semangat Kurikulum Merdeka. Namun, bagaimana cara kedua pendekatan ini dapat bekerja bersama? Apa saja yang perlu diketahui orang tua untuk mendukung perjalanan belajar anak?

Apa Itu Montessori di Era Kurikulum Merdeka?

Montessori adalah pendekatan pendidikan yang menghormati keunikan setiap anak. Di era Kurikulum Merdeka, prinsip Montessori semakin relevan karena keduanya berbagi visi yang sama:

Berpusat pada Anak: Anak menjadi subjek utama dalam proses belajar, bukan sekadar objek.

Belajar Berbasis Minat: Anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dunia sesuai dengan ketertarikan mereka.

Fokus pada Proses, Bukan Hasil: Baik Montessori maupun Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pengalaman belajar itu sendiri, bukan hanya nilai akhir.

Dalam Kurikulum Merdeka, anak didorong untuk belajar melalui proyek yang relevan dengan kehidupan mereka. Montessori melengkapi pendekatan ini dengan metode belajar yang terstruktur, namun tetap fleksibel dan berbasis pengalaman nyata.

Apa yang Harus Orang Tua Ketahui?

1. Peran Orang Tua Sangat Penting

Di era Kurikulum Merdeka, peran orang tua tidak lagi hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai pendukung aktif dalam proses belajar anak. Jika Anda ingin menerapkan Montessori di rumah, penting untuk memahami bahwa anak membutuhkan kebebasan untuk memilih aktivitas mereka sendiri, tetapi tetap dalam batasan yang terarah.

Tips untuk Orang Tua:

Siapkan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri di rumah.

Berikan aktivitas yang sesuai dengan usia dan minat anak.

Jadilah fasilitator, bukan pengarah. Tugas Anda adalah mendukung eksplorasi anak, bukan menentukan apa yang harus mereka lakukan.

2. Lingkungan adalah Kunci

Montessori sangat menekankan pentingnya lingkungan dalam mendukung pembelajaran anak. Di rumah, lingkungan belajar harus dirancang agar anak dapat dengan mudah mengakses alat dan bahan yang mereka butuhkan, tanpa bergantung pada bantuan orang dewasa.

Contoh lingkungan Montessori:

Rak rendah untuk menyimpan mainan dan alat belajar.

Area kerja yang nyaman, seperti meja kecil dan kursi sesuai ukuran anak.

Alat bantu belajar sederhana, seperti puzzle, balok kayu, atau bahan prakarya.

Lingkungan yang terorganisir membantu anak merasa lebih mandiri dan percaya diri.

3. Kurikulum Merdeka dan Montessori Saling Melengkapi

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu fokus utama. Pendekatan Montessori sangat mendukung hal ini karena memberikan anak ruang untuk mengeksplorasi minat mereka melalui aktivitas yang bermakna.

Contoh Kolaborasi Montessori dan Kurikulum Merdeka:

Proyek Eksplorasi Alam:

Anak diajak untuk menanam tanaman di rumah. Montessori memberikan alat untuk merawat tanaman, seperti pot kecil dan sekop mini. Kurikulum Merdeka melengkapinya dengan meminta anak mencatat pertumbuhan tanaman dalam jurnal harian.

Kegiatan Seni dan Kerajinan:

Montessori menyediakan bahan seperti cat air, tanah liat, atau kertas daur ulang. Kurikulum Merdeka mendorong anak untuk membuat karya seni berdasarkan tema tertentu, seperti “Lingkungan yang Bersih.”

4. Fleksibilitas dalam Belajar

Montessori dan Kurikulum Merdeka sama-sama menekankan pentingnya fleksibilitas dalam belajar. Tidak semua anak belajar dengan cara yang sama, sehingga pendekatan ini memungkinkan anak untuk menemukan cara belajar yang paling sesuai untuk mereka.

Tips untuk Orang Tua:

Perhatikan bagaimana anak Anda belajar. Apakah mereka lebih suka belajar melalui pengalaman langsung (kinestetik), mendengar (auditori), atau melihat (visual)?

Berikan variasi aktivitas yang sesuai dengan gaya belajar mereka.

5. Menggabungkan Nilai-Nilai Islami

Bagi keluarga yang ingin memasukkan nilai-nilai Islami dalam pendidikan anak, Montessori juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan ini. Di sekolah seperti Shigor Montessori Islamic School di Bengkulu, pendekatan Montessori dipadukan dengan Kurikulum Merdeka untuk menciptakan pengalaman belajar yang holistik, berbasis minat, dan tetap berlandaskan nilai-nilai Islami.

Shigor Montessori tidak hanya mendukung eksplorasi anak, tetapi juga membangun karakter melalui penanaman nilai-nilai Islami, seperti kejujuran, kerja sama, dan rasa syukur. Lingkungan sekolah dirancang untuk menghormati keunikan anak, dengan tambahan pembelajaran berbasis proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Manfaat Menggabungkan Montessori dan Kurikulum Merdeka

1. Pengembangan Minat dan Bakat

Montessori memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi apa yang mereka sukai, sementara Kurikulum Merdeka memberikan struktur untuk mengembangkan minat tersebut menjadi keterampilan nyata.

2. Meningkatkan Kemandirian Anak

Anak-anak diajarkan untuk menyelesaikan tugas sendiri, baik itu aktivitas Montessori seperti merapikan mainan, maupun proyek Kurikulum Merdeka seperti membuat laporan sederhana.

3. Kreativitas Tanpa Batas

Pendekatan Montessori memungkinkan anak untuk berpikir kreatif, sementara Kurikulum Merdeka mendorong mereka untuk menerapkan kreativitas tersebut dalam proyek-proyek yang bermakna.

4. Membangun Karakter yang Kuat

Nilai-nilai seperti tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan kerja sama ditanamkan sejak dini melalui aktivitas yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan emosional dan sosial anak.

Kesimpulan

Montessori di era Kurikulum Merdeka adalah kombinasi yang ideal untuk memberikan pendidikan yang personal, relevan, dan bermakna bagi anak-anak kita. Dengan memanfaatkan pendekatan ini, orang tua dapat membantu anak menemukan potensi terbaik mereka, sekaligus menanamkan nilai-nilai penting yang akan membimbing mereka di masa depan.

Jika Anda mencari institusi pendidikan yang menggabungkan prinsip Montessori dengan fleksibilitas Kurikulum Merdeka, Shigor Montessori Islamic School di Bengkulu adalah pilihan yang tepat. Dengan pendekatan yang holistik dan nilai-nilai Islami yang kuat, Shigor membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan berkarakter.

Sebagai orang tua, mari kita dukung perjalanan belajar anak-anak kita dengan memberikan mereka ruang untuk bereksplorasi, lingkungan yang mendukung, dan bimbingan yang penuh cinta. Karena setiap anak adalah individu yang unik, dan tugas kita adalah membantu mereka bersinar dengan cara terbaik mereka.

Posting Komentar

© Copyright 2024 Montessori Bengkulu

Kritik Saran

Kritik Konstruktif Energi Produktif Kami

Kirim