Kritik Saran

Menyelaraskan Psikologi Perkembangan dengan Metode Montessori dalam Kurikulum Merdeka

shape image

Menyelaraskan Psikologi Perkembangan dengan Metode Montessori dalam Kurikulum Merdeka

Dalam dunia pendidikan, memahami anak secara holistik—dari segi emosi, sosial, kognitif, hingga fisik—adalah kunci untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. Psikologi perkembangan memberikan wawasan mendalam tentang kebutuhan anak pada setiap tahap usia, sementara metode Montessori menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dan kemandirian. Jika diselaraskan dengan Kurikulum Merdeka, ketiganya menjadi pendekatan yang saling melengkapi untuk membangun pendidikan yang relevan, fleksibel, dan holistik.

Kombinasi ini memungkinkan anak belajar sesuai dengan gaya dan kebutuhan mereka, sekaligus menanamkan nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab, dan kreativitas.

Mengapa Penting Menyelaraskan Psikologi Perkembangan, Montessori, dan Kurikulum Merdeka?

1. Pendekatan Holistik: Psikologi perkembangan membantu memahami kebutuhan anak di setiap tahap usia. Montessori memberikan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui aktivitas yang sesuai. Kurikulum Merdeka memperkaya pendekatan ini dengan pembelajaran berbasis proyek yang fleksibel.

2. Pendidikan Berbasis Anak: Ketiganya berfokus pada anak sebagai subjek utama pembelajaran, bukan hanya sebagai penerima informasi.

3. Pengembangan Karakter dan Potensi: Kombinasi ini mendukung perkembangan intelektual, emosional, dan sosial anak, serta menanamkan nilai-nilai positif seperti kerja sama, rasa ingin tahu, dan kemandirian.

Tahapan Psikologi Perkembangan dan Kesesuaiannya dengan Montessori dalam Kurikulum Merdeka

1. Usia 0-6 Tahun: Eksplorasi Sensorik dan Motorik

Psikologi Perkembangan: Pada tahap ini, anak belajar melalui indra dan gerakan. Mereka membutuhkan lingkungan yang kaya dengan stimulasi sensorik dan aktivitas motorik halus.

Montessori: Metode Montessori menyediakan alat bantu belajar seperti balok kayu, mainan berbentuk geometri, dan aktivitas seperti meronce untuk melatih koordinasi tangan dan mata.

Kurikulum Merdeka: Anak dapat diajak menyelesaikan proyek sederhana seperti membuat karya seni menggunakan bahan alami (misalnya daun atau bunga).

Contoh Aktivitas Terpadu:

Anak menyusun balok (Montessori) sambil mempelajari konsep ukuran dan bentuk (Kurikulum Merdeka).

Menggunakan pasir kinetik untuk melatih indra peraba (Montessori) sekaligus belajar tentang tekstur dan perubahan bentuk (Psikologi Perkembangan).

2. Usia 6-12 Tahun: Pemikiran Logis dan Hubungan Sosial

Psikologi Perkembangan: Anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis dan hubungan sosial. Mereka belajar melalui pengalaman kelompok dan aktivitas kolaboratif.

Montessori: Anak diajarkan untuk bekerja secara mandiri maupun dalam kelompok, menggunakan alat bantu seperti peta, model, dan eksperimen ilmiah sederhana.

Kurikulum Merdeka: Proyek berbasis kelompok, seperti membuat poster atau menyusun cerita bersama, relevan untuk tahap ini.

Contoh Aktivitas Terpadu:

Membuat eksperimen sains sederhana seperti gunung berapi dari soda kue (Montessori) sambil mendokumentasikan hasilnya dalam jurnal (Kurikulum Merdeka).

Membuat proyek kelompok, seperti mendesain miniatur rumah menggunakan balok atau kardus, untuk melatih kerja sama dan berpikir kreatif.

3. Usia 12-18 Tahun: Pencarian Identitas dan Pemikiran Abstrak

Psikologi Perkembangan: Remaja mencari identitas dan mulai mengembangkan pemikiran abstrak. Mereka membutuhkan ruang untuk berekspresi dan mengeksplorasi minat mereka.

Montessori: Montessori mendorong remaja untuk mengembangkan proyek mandiri yang sesuai dengan minat mereka, seperti penelitian, seni, atau aktivitas sosial.

Kurikulum Merdeka: Pembelajaran berbasis proyek sangat cocok untuk remaja, seperti menciptakan kampanye lingkungan atau menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman mereka.

Contoh Aktivitas Terpadu:

Remaja membuat proyek lingkungan seperti menanam pohon (Kurikulum Merdeka) sambil mendokumentasikan prosesnya dalam jurnal atau vlog (Montessori).

Membuat penelitian sederhana tentang topik yang diminati, seperti eksperimen teknologi atau karya seni.

Cara Menyelaraskan Psikologi Perkembangan, Montessori, dan Kurikulum Merdeka

1. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

Gunakan prinsip Montessori untuk menciptakan lingkungan belajar yang terorganisir, di mana alat-alat dan bahan belajar mudah dijangkau anak. Pastikan lingkungan ini sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

Contoh:

Anak usia 0-6 tahun membutuhkan alat yang merangsang indra dan motorik halus, seperti puzzle dan balok.

Anak usia 6-12 tahun memerlukan alat yang mendukung eksplorasi logis, seperti peta, ensiklopedia, atau alat eksperimen.

Remaja membutuhkan ruang untuk berekspresi, seperti alat seni atau teknologi sederhana.

2. Berikan Kebebasan yang Terarah

Montessori memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih aktivitas mereka, tetapi tetap dalam batasan yang jelas. Kurikulum Merdeka memperkuat ini dengan memberikan proyek berbasis minat yang relevan.

Contoh:

Untuk anak usia dini, biarkan mereka memilih antara menggambar atau bermain balok, tetapi pastikan mereka menyelesaikan aktivitas sebelum beralih ke yang lain.

Untuk anak usia sekolah, biarkan mereka memilih proyek kelompok atau individu yang sesuai dengan minat mereka.

3. Gunakan Proyek Berbasis Kehidupan Nyata

Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis proyek, yang dapat diselaraskan dengan metode Montessori untuk menciptakan pengalaman belajar yang nyata.

Contoh Proyek:

Membuat jurnal tentang pertumbuhan tanaman (Psikologi Perkembangan) sambil merawat tanaman mereka sendiri (Montessori) dan mempresentasikan hasilnya di depan teman-teman (Kurikulum Merdeka).

Membuat kampanye kesadaran tentang kebersihan lingkungan melalui poster, video, atau presentasi.

4. Dorong Refleksi dan Evaluasi Diri

Ajarkan anak untuk merefleksikan apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka menyelesaikan tugas. Montessori mengajarkan ini melalui aktivitas harian, sementara Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya evaluasi proyek.

Contoh:

Setelah menyelesaikan proyek, tanyakan kepada anak: “Apa yang paling kamu sukai dari aktivitas ini? Apa yang bisa diperbaiki?”

Manfaat Menyelaraskan Ketiga Pendekatan

1. Pembelajaran yang Personal: Anak belajar sesuai dengan minat, gaya, dan kebutuhan perkembangan mereka.

2. Membangun Kemandirian: Anak diajarkan untuk menyelesaikan tugas mereka sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan mereka.

3. Mengembangkan Kreativitas: Proyek berbasis eksplorasi dan kebebasan terarah mendorong anak untuk berpikir kreatif.

4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Anak merasa dihargai karena pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan potensi mereka.

5. Membentuk Karakter yang Kuat: Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerja sama, dan empati ditanamkan melalui pembelajaran sehari-hari.

Penerapan di Shigor Montessori Islamic School

Shigor Montessori Islamic School di Bengkulu adalah salah satu institusi yang berhasil mengintegrasikan Montessori, Psikologi Perkembangan, dan Kurikulum Merdeka dalam sistem pembelajaran mereka.

Keunggulan Shigor Montessori Islamic School:

1. Lingkungan Belajar yang Mendukung: Anak-anak belajar dalam lingkungan yang dirancang untuk mendukung eksplorasi dan kreativitas.

2. Pembelajaran Holistik: Menggabungkan prinsip Montessori, wawasan psikologi perkembangan, dan fleksibilitas Kurikulum Merdeka.

3. Nilai-Nilai Islami: Menanamkan akhlak mulia dan karakter kuat dalam setiap aktivitas pembelajaran.

Kesimpulan

Menyelaraskan psikologi perkembangan dengan metode Montessori dalam Kurikulum Merdeka adalah langkah penting untuk menciptakan pendidikan yang holistik, relevan, dan fleksibel bagi anak-anak masa kini. Dengan memadukan pemahaman perkembangan anak, metode pembelajaran berbasis eksplorasi, dan kebebasan untuk berekspresi, Anda membantu anak tumbuh menjadi individu yang cerdas, mandiri, dan berkarakter.

Jika Anda ingin memberikan pengalaman pendidikan terbaik untuk anak Anda, pertimbangkan untuk menerapkan pendekatan ini di rumah atau mendaftarkan mereka di sekolah seperti Shigor Montessori Islamic School. Dengan pendekatan ini, Anda membekali anak dengan keterampilan dan nilai-nilai yang akan membantu mereka sukses di masa depan.

Posting Komentar

© Copyright 2024 Montessori Bengkulu

Kritik Saran

Kritik Konstruktif Energi Produktif Kami

Kirim