Menyusun Rencana Pembelajaran Menggunakan Montessori dalam Kurikulum Merdeka untuk Anak Usia Dini
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menyusun rencana pembelajaran yang mengintegrasikan Montessori dengan Kurikulum Merdeka:
1. Tentukan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama dalam menyusun rencana pembelajaran adalah menentukan tujuan pembelajaran yang jelas. Di dalam Kurikulum Merdeka, tujuan ini tidak hanya meliputi kompetensi akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan sosial anak.
Misalnya, tujuan pembelajaran bisa mencakup:
- Mengembangkan kemandirian anak dalam memilih dan menyelesaikan tugas.
- Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan sensorial Montessori.
- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman-teman sebaya.
- Mengembangkan rasa empati dan tanggung jawab sosial.
2. Pilih Kegiatan yang Sesuai dengan Prinsip Montessori
Metode Montessori menekankan pada kegiatan yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak, yang bersifat praktikal, dan memberi ruang bagi anak untuk bereksplorasi secara bebas. Pilih kegiatan yang:
- Sensorial: Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan panca indera mereka melalui kegiatan seperti meraba, mendengar, mencium bau, atau merasakan tekstur berbagai objek.
- Keterampilan motorik: Kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik halus dan kasar, seperti meronce, menuang air, atau membangun dengan balok.
- Eksplorasi Mandiri: Memberikan pilihan kepada anak untuk memilih materi atau kegiatan yang mereka minati, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Contoh kegiatan:
- Kegiatan seni: Menggunakan bahan alami seperti daun atau bunga untuk membuat kolase, menggambar dengan bahan yang berbeda untuk merangsang indera penglihatan dan sentuhan.
- Kegiatan matematika praktis: Menggunakan alat peraga Montessori untuk mengenalkan konsep angka dan pengukuran melalui aktivitas yang menyenangkan, seperti menyusun blok atau menghitung benda.
3. Sesuaikan dengan Prinsip Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mengutamakan pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada kebutuhan serta minat anak. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran adalah:
- Pembelajaran berbasis proyek: Mendorong anak untuk bekerja dalam kelompok atau individu untuk mengerjakan proyek yang relevan dengan kehidupan mereka.
- Pengembangan karakter: Fokus pada pembentukan nilai-nilai sosial seperti tanggung jawab, kerja sama, dan kejujuran.
- Fleksibilitas: Memberikan anak kebebasan dalam memilih kegiatan yang ingin mereka lakukan, serta memberi mereka ruang untuk mengeksplorasi lebih dalam topik yang menarik bagi mereka.
Sebagai contoh:
- Anak dapat mempelajari lingkungan sekitar melalui proyek kecil seperti membuat kebun bersama teman-temannya, yang tidak hanya mengembangkan keterampilan praktis tetapi juga keterampilan sosial dan nilai kerjasama.
- Kegiatan membaca dan menulis bisa didasarkan pada tema yang dipilih oleh anak, dengan memberikan buku atau cerita yang relevan dengan minat mereka, sehingga anak merasa lebih terlibat dan termotivasi.
4. Tentukan Sumber Belajar dan Materi
Sumber belajar dalam pembelajaran Montessori biasanya berupa bahan-bahan yang bersifat konkret dan dapat disentuh. Hal ini sesuai dengan filosofi Montessori yang mengutamakan pembelajaran berbasis pengalaman langsung. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, sumber belajar dapat mencakup:
- Alat peraga Montessori: Seperti balok, cincin berwarna, dan alat lainnya yang mendukung perkembangan sensori dan kognitif anak.
- Bahan belajar berbasis alam: Menggunakan bahan alami seperti batu, pasir, daun, dan benda alam lainnya untuk kegiatan sensorial atau pembelajaran sains.
- Buku cerita dan literasi: Menyediakan buku cerita yang sesuai dengan usia dan minat anak untuk meningkatkan keterampilan bahasa dan kreativitas.
5. Tentukan Waktu dan Durasi Pembelajaran
Metode Montessori menekankan pada belajar dengan ritme anak itu sendiri, dengan memberi waktu yang cukup bagi mereka untuk fokus pada kegiatan yang mereka pilih. Dalam Kurikulum Merdeka, durasi pembelajaran juga lebih fleksibel, tidak terikat pada waktu yang kaku. Oleh karena itu:
- Panjang waktu: Sediakan waktu sekitar 30-60 menit per kegiatan, tergantung pada minat dan kebutuhan anak.
- Waktu fleksibel: Biarkan anak memilih kapan mereka ingin memulai atau menyelesaikan kegiatan, dengan tetap memperhatikan rutinitas yang terstruktur.
6. Rencana Penilaian Berbasis Proses
Dalam pendekatan Montessori dan Kurikulum Merdeka, penilaian tidak hanya berdasarkan hasil akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran. Hal ini memberikan perhatian pada perkembangan individu setiap anak.
- Observasi: Guru mengamati anak selama kegiatan untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi, berkolaborasi, dan mengelola tugas mereka.
- Refleksi diri: Mengajak anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka setelah kegiatan, apa yang mereka pelajari, dan apa yang ingin mereka coba lagi.
- Portofolio: Menyusun portofolio yang berisi dokumentasi tentang kemajuan anak dalam kegiatan yang mereka lakukan, baik berupa karya seni, laporan proyek, atau catatan refleksi.
7. Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Montessori
Di Shigor Montessori Islamic School, kami juga mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran, mengajarkan anak untuk mencintai dan menghormati sesama, serta mengenalkan mereka pada nilai-nilai moral seperti kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab. Kegiatan pembelajaran yang berfokus pada karakter ini akan memperkuat pengembangan aspek sosial dan emosional anak.
Contoh Rencana Pembelajaran
- Aktivitas Sensorial: Anak-anak diajak untuk meraba dan mengenal berbagai tekstur alam seperti daun, batu, dan pasir.
- Kerja Kelompok: Membuat kolase dengan bahan alam, anak-anak bekerja bersama untuk mengumpulkan bahan dan menyusunnya menjadi gambar.
- Diskusi Kelompok: Anak-anak berbicara tentang apa yang mereka temukan selama kegiatan dan mengungkapkan pendapat mereka mengenai keanekaragaman alam.
- Proyek Sederhana: Membuat kebun mini bersama teman-teman di kelas.
Dengan menyusun rencana pembelajaran yang tepat, Montessori dan Kurikulum Merdeka bisa bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman belajar yang kaya, mendalam, dan sesuai dengan perkembangan anak. Pendekatan ini memberi kebebasan untuk belajar sambil mengembangkan keterampilan sosial yang penting bagi kehidupan mereka.
Posting Komentar