Kritik Saran

Menyesuaikan Montessori dengan Budaya Lokal

shape image

Menyesuaikan Montessori dengan Budaya Lokal

Hai Mama, pernah nggak merasa bahwa beberapa aktivitas Montessori terlihat “asing” dengan kehidupan sehari-hari kita? πŸ€”

Misalnya, anak belajar dengan material impor yang jarang ditemui di rumah. Padahal, Montessori bisa banget disesuaikan dengan budaya lokal tanpa kehilangan esensinya.

Karena Montessori bukan tentang alat mahal, tapi tentang prinsip menghormati anak dan memberi pengalaman nyata.

Maria Montessori bilang:

“Metode ini harus hidup dalam budaya dan lingkungan tempat anak tumbuh.”


✨ Ciri Montessori yang Kontekstual dengan Budaya Lokal

✅ Material diadaptasi dengan benda sekitar, bukan harus impor
✅ Aktivitas disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari anak
✅ Menghargai nilai, tradisi, dan kearifan lokal
✅ Anak belajar tentang lingkungannya sendiri lebih dulu
✅ Identitas budaya jadi bagian penting dari pembelajaran


🧠 Mengapa Montessori Perlu Disesuaikan dengan Budaya Lokal?

  1. Lebih Relevan dengan Kehidupan Anak
    Anak lebih mudah memahami aktivitas yang sering ia lihat.

➡️ Misalnya menakar beras dibanding manik impor.

  1. Menumbuhkan Kebanggaan pada Budaya Sendiri
    Sejak kecil anak belajar mencintai identitas lokalnya.

➡️ Anak tidak merasa “harus jadi orang lain untuk pintar”.

  1. Meningkatkan Aksesibilitas
    Material lokal lebih murah dan mudah didapat.

➡️ Montessori jadi bisa dinikmati lebih banyak keluarga.

  1. Mengajarkan Life Skills Sesuai Konteks
    Anak belajar keterampilan praktis sesuai dengan lingkungan.

➡️ Misalnya membersihkan daun kering di halaman rumah.

  1. Mendukung Pendidikan Berkarakter
    Budaya lokal mengajarkan gotong royong, sopan santun, dan religiusitas.

➡️ Selaras dengan nilai Montessori tentang respek dan kebersamaan.


✂️ Contoh Adaptasi Montessori dengan Budaya Lokal

Practical Life
– Menuang beras atau kacang hijau dari wadah ke wadah
– Menyapu halaman dengan sapu lidi
– Mengupas jagung atau memetik sayur di kebun

Sensorial
– Mengenal tekstur kain batik, songket, atau tenun
– Membedakan aroma rempah: kayu manis, cengkeh, jahe
– Mendengar bunyi alat musik tradisional

Cultural Studies
– Mengenal peta Indonesia dengan gambar pakaian adat
– Mengenal hewan khas Nusantara: komodo, cendrawasih, gajah sumatera
– Belajar tradisi lokal: upacara adat, permainan tradisional


πŸ’‘ Tips untuk Orang Tua & Guru

✅ Gunakan bahan sederhana di sekitar rumah → beras, batu, daun, kain
✅ Masukkan cerita rakyat dan lagu daerah dalam kegiatan bahasa
✅ Ajarkan sopan santun khas budaya setempat (misalnya salam, mencium tangan orang tua)
✅ Libatkan kearifan lokal → gotong royong, berbagi makanan, tradisi keluarga
✅ Ingat: Montessori fleksibel, prinsipnya bisa hidup dalam budaya apa pun


🏫 TK Shigor Montessori: Montessori yang Membumi

Di TK Shigor Montessori Islamic School Bengkulu, Montessori dijalankan dengan penuh kontekstualisasi:

✅ Material Montessori dipadukan dengan bahan lokal (beras, kain, kayu)
✅ Aktivitas praktis sesuai budaya Bengkulu dan Nusantara
✅ Anak dikenalkan dengan tradisi lokal Islami dan kearifan gotong royong
✅ Orang tua dilibatkan agar budaya lokal terus hidup di rumah dan sekolah

Karena kami percaya: Montessori terbaik adalah Montessori yang membumi dalam budaya anak.


🌟 Penutup

Jadi Mama… Montessori tidak harus identik dengan material impor atau budaya luar.
Justru semakin dekat dengan budaya lokal, semakin bermakna bagi anak.

Dan kalau Mama ingin si kecil belajar Montessori yang menghargai budaya sendiri,
TK Shigor Montessori Islamic School di Bengkulu siap mendampingi dengan cinta dan kearifan lokal 🌱🎯


Posting Komentar

© Copyright 2024 Montessori Bengkulu

Kritik Saran

Kritik Konstruktif Energi Produktif Kami

Kirim